Pengendalian Hawa Nafsu

Ass,

Mungkin anda juga pernah mempertanyakan, "Jika orang yang mempunyai hasrat terhadap lawan jenis diberikan sarana untuk melampiaskan nafsu syahwat mereka dengan adanya lembaga pernikahan, mengapa kami tidak boleh melampiaskan nafsu syahwat alamiah kami ?"

Pernikahan bukanlah sekedar sarana untuk melegitimasi pelampiasan nafsu syahwat. Pernikahan jauh lebih mulia dari itu. Pernikahan antara lain adalah untuk membentuk suatu keluarga dan garis keturunan yang terhormat. Dengan keturunan yang terhormat tersebut diharapkan agama Allah dapat terus disebarkan sepanjang masa ke seluruh penjuru dunia dengan terhormat pula.

Sedangkan pelampiasan nafsu syahwat antar sejenis, hanyalah semata-mata akan menghasilkan pemuasan nafsu syahwat itu saja. Tidak ada tujuan lain, tidak akan menghasilkan keturunan atau hal lain yang berguna bagi agama Allah. Sehingga tidak ada kepentingan untuk melegalkannya.

Seperti dapat kita rasakan, melampiaskan nafsu syahwat adalah seperti meminum air laut. Semakin kita meminumnya, memperturutkannya, semakin hauslah kita, semakin kita menginginkannya lagi dan lagi. Kita diberi nafsu syahwat bukanlah untuk dilampiaskan, nafsu syahwat lebih cenderung diberikan sebagai cobaan bagi manusia. Jika nafsu alamiah akan makan jika tidak dipenuhi dapat membahayakan hidup kita, maka sebenarnya tidak akan terjadi hal yang buruk jika kita tidak menuruti nafsu syahwat kita.

Nafsu diciptakan bukanlah untuk dilampiaskan dan dipuaskan. Tapi nafsu diciptakan untuk dikendalikan. Bahkan orang dengan hasrat terhadap lawan jenis pun, tidak bebas dalam menyalurkan hasrat seksualnya. Mereka terikat hanya dengan pasangannya yang telah disahkan dengan pernikahan. Mereka dilarang menyalurkan hasratnya kepada orang lain yang tidak sah, karena itu tidak terhormat, akan menjatuhkan derajat manusia lebih rendah dari binatang. Mereka juga harus mengendalikan nafsu syahwat mereka. Manusia sebenarnya tidak pernah puas akan apa yang telah dimilikinya, demikian pula dengan syahwat mereka. Setelah mendapatkan yang satu mereka akan menginginkan mendapatkan yang lain, tidak akan pernah ada habisnya. Itulah mengapa perlunya melakukan pengendalian diri, termasuk terhadap nafsu syahwat, agar kita tidak menjadi manusia yang liar dan serakah.

Pemuasan terhadap nafsu syahwat hanya akan berlangsung sesaat. Jika kita mengimani akan adanya hari pembalasan, maka kita seharusnya ingat bahwa pemuasan yang sesaat itu harus dibayar dengan siksaan yang pedih. Bahkan di alam dunia, hukum Islam menetapkan hukuman mati bagi pelaku zina baik antar jenis maupun sejenis. Jika mengingat itu semua, seharusnya kita mampu mengendalikan nafsu kita. Nafsu kita tidaklah pantas ditandingkan dengan rahmat Allah yang Maha Luas yang akan kita terima jika kita mampu mengendalikannya. Allah Maha Besar. Allah Maha Suci. Jauh lebih besar, lebih suci dan lebih berarti bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat daripada sekedar mengikuti secuil keliaran nafsu yang sesaat.

Janganlah sampai hewan ternak lebih baik keadaannya daripada dirimu! Sebab dengan tabiat yang dimilikinya, hewan tahu mana yang berguna dan mana yang berbahaya bagi dirinya. Hewan ternak lebih mendahulukan hal-hal yang berguna daripada hal-hal yang membahayakan. Manusia telah diberi akal untuk membedakannya, jika ia tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang berbahaya atau mengetahui tetapi lebih mendahulukan yang membahayakan dirinya maka jelas hewan ternak lebih baik dari pada dirinya.

Wass.